Topiksumut.id, LANGKAT – Pimpinan DPRD Sumatera Utara, Ricky Anthony ingatkan Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) soal pengairan ke sawah milik masyarakat sekitar.
Pasalnya ribuan hektar sawah di Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kekurangan pasokan air sejak beberapa tahun terakhir.
“Kita mendengar laporan dari masyarkat, kalau di Kecamatan Binjai ada kendala pengairan di sawah mereka. Sudah beberapa tahun terakhir, PGKM tak lagi mengairi ribuan hektare areal pertanian di sana,” ujar Ricky usai bertemu dengan pihak PGKM, Jumat (12/9/2025).
Politisi muda dari Partai NasDem ini menerangkan, petani di sana sangat bergantung pada pasokan air yang baik.
Sawah tadah hujan dibeberapa desa di sana, membutuhkan air yang melimpah untuk menopang produktifitas.
“Saat ini petani sudah mengeluh. Sawah mereka minim pasokan air. Sebagian dari mereka membuat sumur bor dan membeli pompa air sendiri. Miris kita melihatnya,” ujar Wakil Ketua DPRD Sumut.
Diharapkan, PGKM hadir untuk membantu mengatasi hal ini. Mengingat sebelumnya, hamparan lumbung padi di sana mengandalkan suplai air dari korporasi tersebut selama bertahun-tahun.
Ricky meminta, agar pabrik penghasil gula itu bisa kembali lagi mengairi sawah masyarakat.
Sedangkan pihak PGKM menerangkan kalau pipa untuk mengaliri air ke areal persawahan telah raib dicuri.
Selain itu, mereka juga terkendala dengan Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021. Di mana ada regulasi yang membatasi pemanfaatan kembali air dari aktivitas produksi.
“Pihak pabrik mengaku terkendala dengan regulasi tersebut. Selain itu, ada pipa untuk emngaliri air yang hilang dicuri. Tapi, hal ini juga harus dicari solusinya. Sehingga sawah-sawah bisa medapatkan pasokan air yang cukup,” kata Ricky.
Dalam waktu dekat, Ricky akan mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas persoalan tersebut. Baik PGKM, Dinas Pertanian, Dinas LHK Tingkat I dan II, camat, kepala desa dan kolompok tani akan dilibatkan untuk mencari solusinya.
Terpisah, petani di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai Langkat sangat berharap agar pengairan segera diaktifkan kembali. Sudah 5 tahun terakhir meraka tidak mendapatkan dukungan pengairan dari PGKM.
“Sudah 5 tahun terakhir air tidak ngalir di sawah kami. Terpaksa pakai sumur bor dan pompa air yang kami beli sendiri untuk ngairi sawah,” kata Wagimin, salah seorang petani di sana.
Petani berharap agar pengairan dari PGKM bisa segera diaktifkan kembali. (Red)