Topiksumut.id, MEDAN – Eks Anggota DPRD Langkat, Zuhuriah Wista Br Gurusinga dari Partai Golkar mengakui pernah menghubungi orang terdekat eks Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin untuk meminta sejumlah proyek pekerjaan.
Zuhuriah yang dihadirkan dalam kasus suap Terbit Rencana juga tak malu mengakui proyek yang dia kerjakan merupakan aspirasi yang dia sampaikan saat menjabat DPRD Langkat tahun 2022 lalu.
“Ya saya ada hubungin Suhanda Citra untuk bertemu dengan Iskandar (abang kandung Terbit) iya benar untuk omongi meminta pengerjaan proyek). Saat itu saya sama buk Aslinda ke rumah pak Iskandar,” kata Zuhuriah kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang suap dengan terdakwa Terbit Rencana Perangin Angin dan Iskandar Perangin Angin, di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (7/7/2025).
Zuhuriah mengatakan, proyek tersebut dia kerjakan pada Desember 2022 di daerah pemilihannya. Salahsatunya pembangunan tembok sungai yang dia tuangkan dalam pokok pikiran (Pokir) saat menjadi anggota DPRD.
Namun Zuhuriah beralasan bila permintaan proyek kepada Iskandar Perangin Angin melalui Suwanda Citra untuk membantu tetangganya yang banyak bekerja sebagai tukang bangunan.
Untuk mengerjakan proyek tersebut, Zuhuriah membayar uang Rp 19 juta kepada Suhanda Citra dengan alasan uang administrasi pembuatan CV pengerjaan proyek. Dia juga mendahulukan pembelian material bangunan hingga gaji pekerja.
“Kalau untuk bayar bayar tidak ada, cuman uang administrasi buat CV aja, saya lupa sekitar Rp 19 juta. Dan pembelian material dan gaji saya duluan kan,” kata Zuhuriah.
Zuhuriah juga membenarkan pernah menghubungi kembali Suwanda lantaran uang yang dia dapat dari pengejaran proyek tidak sesuai.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) lalu memperdengarkan keterangan Zuhuriah kepada penyidik yang menyampaikan hanya mendapatkan Rp 61 juta dari nilai Rp 130 juta yang sepakati.
“Dapat 61 juta jadi saya protes, tapi memang katanya memang gitu banyak potongan. Saya dapat Rp 130 juta harusnya, ternyata dapat Rp 61 juta. Saya sampaikan kalian kejam sekali sama Suhanda,” kata Zuhuriah.
“Terus mereka katakan harusnya kan saya dapat Rp 71 juta, katanya ketukar plastiknya sama yang isi Rp 61 juta, sama si bos, tapi saya tidak tahu bos siapa yang dimaksud,” sambungnya.
Sementara itu sebelumnya jaksa telah memriksa dua saksi lainnya dalam kasus suap pengerjaan proyek sebesar Rp 68,40 miliar dengan terdakwa mantan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin dan juga abang kandungan, Iskandar Perangin Angin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Medan, Senin.
Kedua saksi ialah Mimpin Sitepu selaku direktur PT Salsa perusahaan milik Terbit Rencana dan Noni bekas karyawan PT Dewa Rencana Perangin Angin.
Ketiganya dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelum memberikan keterangan ketiganya pun diambil sumpah oleh Majelis Hakim yang diketuai As’ad Rahim.
Ketiganya pun dicecar sejumlah pertanyaan Jaksa perihal kasus suap di sejumlah dinas pemerintah Kabupaten Langkat era Bupati Terbit Rencana.
Diketahui dalam dakwaan menyebutkan kedua terdakwa menerima uang suap untuk pengamanan sejumlah proyek Tahun Anggaran 2020-2021 di Kabupaten Langkat.
Melalui terdakwa Iskandar, pekerjaan proyek diatur untuk memilih siapa saja yang akan melakukan pekerjaan.
Kedua terdakwa mengatur proyek yang dikerjakan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Terbit dan Iskandar mengarahkan para kepala dinas dalam pengadaan barang dan jasa, baik secara lelang, tender maupun penunjukan langsung di rumah atau warung sekitar rumahnya.
Terdakwa Iskandar yang mengatur segala paket pekerjaan dan wajib menyerahkan fee sebesar 15,5 sampai 16,5 persen dari nilai kontrak. (Red)