Sana’a, Yaman — TopikSumut.id
Sebuah insiden tragis mengguncang Bandara Internasional Sana’a, Yaman, pada Sabtu pagi (31/5), ketika sebuah pesawat komersial yang mengangkut ratusan jamaah haji dibom saat bersiap lepas landas menuju Arab Saudi. Serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 38 orang tewas, lebih dari 60 orang luka-luka, dan memicu kecaman internasional yang meluas.
Kronologi Kejadian
Pesawat jenis Airbus A310 milik maskapai Yemenia Airways dijadwalkan lepas landas pada pukul 10.45 waktu setempat dengan membawa 182 jamaah haji yang berasal dari berbagai wilayah di Yaman utara, termasuk Sana’a, Sa’dah, dan Amran.
Menurut laporan awal dari otoritas bandara, serangan terjadi dalam dua gelombang: ledakan pertama berasal dari proyektil yang menghantam bagian ekor pesawat, diikuti ledakan kedua beberapa detik kemudian di area landasan pacu, yang menyebabkan kobaran api dan kepanikan massal di antara penumpang dan staf bandara.
“Awalnya kami mengira itu ledakan mesin. Tapi setelah ledakan kedua, kami sadar ini adalah serangan,” kata seorang teknisi maskapai yang berhasil selamat dari lokasi kejadian.
Korban dan Penanganan Darurat
Tim medis dari Bulan Sabit Merah Yaman dan LSM internasional segera dikerahkan. Banyak korban mengalami luka bakar serius, trauma kepala, dan patah tulang. Mayoritas korban adalah lansia dan perempuan, yang sebagian besar sudah mempersiapkan diri selama bertahun-tahun untuk menunaikan ibadah haji.
Rumah Sakit Al-Thawra dan Rumah Sakit Al-Jumhuri dipenuhi korban, sementara ambulans terus membawa jenazah dan orang yang terluka dari lokasi kejadian.
“Ini salah satu hari tergelap dalam sejarah penerbangan sipil Yaman,” ujar Direktur Rumah Sakit Al-Thawra, Dr. Mohammed Al-Habshi. “Kami kehabisan pasokan darah dan peralatan trauma.”
Pihak yang Bertanggung Jawab
Pemerintah de facto Houthi yang menguasai Sana’a langsung menuduh koalisi militer pimpinan Arab Saudi berada di balik serangan tersebut. Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyebut serangan ini sebagai “aksi keji yang melanggar hukum internasional.”
Namun, pihak Arab Saudi membantah keterlibatan dan menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut secara terpisah bersama mitra regional dan internasional.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada klaim tanggung jawab resmi dari kelompok manapun, namun beberapa analis menyebutkan kemungkinan penggunaan drone atau rudal balistik jarak pendek.
Respons Internasional
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dalam sebuah pernyataan resmi, menyampaikan belasungkawa mendalam dan mengecam serangan terhadap fasilitas sipil. Ia meminta dilakukannya penyelidikan internasional independen.
“Menargetkan jamaah haji merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional,” tegas Guterres. “Kami menyerukan semua pihak untuk menunjukkan penahanan diri dan mengutamakan keselamatan warga sipil.”
Negara-negara seperti Turki, Iran, Pakistan, dan Indonesia juga mengecam keras serangan tersebut dan menyerukan segera dihentikannya konflik berkepanjangan di Yaman.
Latar Belakang dan Konteks
Yaman telah dilanda konflik bersenjata sejak tahun 2015, ketika koalisi militer pimpinan Arab Saudi melancarkan operasi terhadap pemberontak Houthi yang menggulingkan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Konflik ini telah merenggut lebih dari 377.000 nyawa secara langsung dan tidak langsung, serta memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia menurut PBB. Bandara Sana’a sendiri baru dibuka kembali untuk penerbangan komersial pada awal 2024 setelah bertahun-tahun diblokade.
Serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan bandara bukan hal baru dalam konflik ini, namun serangan terhadap pesawat jamaah haji menjadi titik nadir baru dalam penderitaan rakyat Yaman.
Harapan dan Seruan Perdamaian
Sejumlah tokoh agama dan pemimpin masyarakat sipil menyerukan hari berkabung nasional dan doa bersama di berbagai masjid. Banyak yang berharap insiden ini menjadi momen refleksi bagi para pihak yang bertikai.
“Apakah perang ini benar-benar layak dibayar dengan nyawa para jamaah yang hanya ingin memenuhi panggilan Tuhan?” tanya Syaikh Abdul Karim Al-Dailami dalam khutbahnya di Masjid Agung Sana’a.
Tragedi di Bandara Sana’a menandai babak baru dari konflik yang tampaknya tak kunjung menemukan jalan damai. Ketika para jamaah haji yang gugur seharusnya sedang mengenakan ihram dan bersiap menuju Mekkah, mereka justru harus dimakamkan di tanah airnya sendiri, korban dari kebrutalan perang yang tak berkesudahan.