Topiksumut.id, LANGKAT – Masyarakat di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, khususnya di Kecamatan Secanggang mendadak heboh.
Pasalnya beredar viral video penampakan beras yang tak layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Diduga beras tersebut, disebut-sebut beras oplosan.
Informasi yang diperoleh wartawan, beras itu berasal dari salahsatu kilang yang berinisial S yang berada di Kecamatan Secanggang.
Amatan wartawan di dalam video yang berdurasi 17 detik, beras yang dikemas dalam merek Shincan dengan berat 5 Kg kondisinya sangat memprihatinkan.
@topik_sumut Penampakan beras dari salahsatu kilang padi yang berada di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. @poldasumaterautara @humaspolreslangkat @diskominfo_langkat #topiksumut #viral #beras #secanggang #langkat #poldasumut #polreslangkat
“Beras apa yang diambil orang ini,” ujar seorang pria di dalam video dengan nada kesal.
Sedangkan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Langkat, Ikhsan Aprija tak banyak memberikan komentarnya saat dikonfirmasi.
“Maaf bang saya lagi rapat. Coba konfirmasi ke kabid ya,” ujar Ikhsan, Jumat (25/7/2025).
Tak hanya itu, peristiwa ini pun sampai ke telinga Sat Reskrim Polres Langkat.
Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Pandu Batubara mengaku sudah mengetahui kabar tersebut.
“Iya, udah kami panggil (pemilik kilang) untuk hadir ke Polres Langkat pada Senin (28/7/2025) mendatang,” kata Pandu.
“Baru pemanggilan pertama,” sambungnya.
Dikabarkan sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengaku kerap melakukan sidak rutin, meski di tengah kabar munculnya peredaran beras oplosan.
Hasilnya hingga saat ini, belum ada ditemukan beras oplosan yang dikemas seolah-olah premium, tetapi kualitas dan kuantitasnya menipu.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Disperindag Kabupaten Langkat, Ikhsan Aprija saat dikonfirmasi.
“Sampai saat ini belum ada laporan (beras oplosan), dan kita rutin melakukan sidak di pasar,” ujar Ikhsan, Senin (21/7/2025).
Lanjut Ikhsan, saat ini beras premium yang di jual dibeberapa pasar tradisional, supermarket, dan minimarket, seharga Rp15-16 ribu perkilo.
“Harga bervariasi, sekitar Rp 15-16 ribu perkilo,” kata Ikhsan.
Sementara itu, Kementrian Pertanian (Kementan) sebelumnya mengungkapkan peredaran beras oplosan yang sampai di rak supermarket dan minimarket.
Beberapa merek menjual kemasan 5 kilogram, padahal isinya hanya 4,5 kilogram. Banyak juga yang mengklaim sebagai beras premium, padahal mutunya biasa saja.
Setelah temuan ini terungkap, beberapa minimarket mulai menarik produk oplosan dari rak. Meski begitu, data dan bukti pelanggaran tetap ditindaklanjuti penegak hukum.
Kementan mencatat, praktik oplosan bisa merugikan konsumen hingga Rp 99 triliun per tahun.
Dari hasil investigasi Kementan bersama Satgas Pangan, 212 merek beras terbukti tidak memenuhi standar mutu, mulai dari berat kemasan, komposisi, hingga label mutu.
Persoalan ini pun sampai ke telinga Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
Prabowo menegaskan, telah meminta Jaksa Agung dan Kepolisian untuk menindak tegas para pengusaha yang menipu rakyat dengan menjual beras biasa dengan harga beras premium.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidato politiknya di acara Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).
Bahkan, Prabowo menyebut, praktik curang dengan kerugian sebesar itu sama halnya dengan menikam rakyat.
Untuk itu, dia meminta aparat penegak hukum menindaktegas para pengusaha culas yang memainkan harga beras tersebut tanpa pandang bulu. (Red)